Di Pesantren Darul Hikam Mojokerto, tidak jarang ada santri yang memang berniat hanya menghafal tanpa mengikuti pendidikan formal. Salah satunya adalah Dwi Sinta Agustina.
Santri kelahiran 6 Januari 2004 tersebut berasal dari Samarinda Kalimantan Timur. Pada awalnya ia hanya ingin mengisi waktu sebelum kuliah setelah lulus SMA. Bahkan keinginan masuk pondok juga karena orang tua.
Namun semuanya berubah, “Sejak masuk Darul Hikam 2, saya jadi sadar, ternyata saya tertinggal. Banyak adik-adik yang baru lulus SD sudah menghafal sekian juz.”
Kesadaran itu membuatnya mulai menikmati menghafal Al Quran. Terlebih suasana di pesantren tenang. Ia gunakan dengan sebaik-baiknya, hingga mampu menghafal sebanyak 1.5 juz, padahal baru tiga bulan di pesantren.
Sinta tidak memiliki metode khusus, sama seperti umumnya yang mengulang-ulang kemudian menghafal. Hanya saja ia tekun karena fokus menghafal tanpa mengikuti pendidikan formal.
Saat diwawancara, ia menyatakan bisa menghafal satu juz dalam sebulan, “Satu hari saya bisa satu lembar…”
Di awal-awal, memang ada sedikit penyesuaian, tes, standard bacaan. Tapi setelah semuanya usai, ia ingin berlari kencang. Apalagi suasana di pondok memang menghafal, “Di sini auranya menghafal Quran. Jadi kalau tidak menghafal rasanya malu. Apalagi yang sudah lulus SMA seperti saya.”
Oleh sebab itu ia terpacu, bahkan menurut dirinya, meskipun secara reguler menghafal 30 juz butuh waktu 5 tahun, namun baginya dalam waktu 1.5 tahun bukanlah hal mustahil di Pesantren Darul Hikam Mojokerto., “Saya yakin bisa.”